Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Balai Sumur Bandung(BSB) dan SCHOEMAKER

SEJARAH BALAISUMURBANDUNG (BSB) DANSCHOEMAKER
Gedung Bale Sumur Bandung (BSB) dan Prof. Ir. Charles Proper (CP) Wolff Schoemaker, mempunyai hubungan diantara keduanya.
Gedung BSB yang bergaya arsitektur art deco tempo doeloe, banyak dikenal orang. Kantor PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten dengan bangunan tua bercat kuning gading yang warnanya mulai rada pudar di sudut Jl. Asia Afika dan Jl. Cikapundung, tak pelak bangunan tua namun kokoh yang berusia puluhan tahun, banyak menyimpan banyak cerita masa silam dan merupakan saksi bisu bagaimana kelistrikan di Jawa Barat dan Banten dikelola, direncanakan dan didistribusikan ke seluruh tatar sunda.
Tapi Prof. Ir. CP Wolff Schormaker, bisa jadi banyak orang yang menggelengkan kepalanya, bahkan balik bertanya siapakah dia. Padahal sosok Schoemaker dengan gedung BSB berkaitan begitu erat. Pasalnya, lelaki berkebangsaan Belanda inilah yang mengotaki berdirinya bangunan BSB ini. Dia adalah arsitek terkemuka Belanda, selain Thomas Karsten dan Henri Mc Laine Pont, yang hidup antara tahun 1882 - 1949 yang menjadi perancang gedung BSB ini.
Selain itu banyak bangunan-bangunan rancangan Schoemaker tersebar di seluruh Indonesia. Menurut CJ Van Dullemen, sejarawan seni dari Universitas Leiden Belanda yang 14 tahun terakhir menelusuri kehidupan Schoemaker, sebagai mana ditulis pada koran Kompas edisi Senin ( 26-08-2002 ), ada sekitar 68 gedung hasil rancangan CP Wolff Schoemaker di seluruh Indonesia, yang sebagian besar gedung itu berada di Bandung, sisanya di Jakarta, Semarang dan Surabaya.
Oleh karena itu, kata Dullemen, tak salah bila dikatakan Bandung adalah kota Schoemaker, karena keberadaan bangunan-bangunan tua hasil rancangan guru besar bidang Seni Bangunan dan Sejarah Arsitektur Technische Hoogeschoolatau TH (ITB sekarang) yang meliputi gedung bioskop, pertemuan dan perkantoran serta toko, hotel, perumahan, penjara, markas tentara, masjid hingga gereja ini telah menjadi penanda (landmark) bagi kota yang pernah tersohor sebagai Parijs Van Java.
Selain gedung BSB, sejumlah karya Schoemaker lainnya adalah: Gedung Merdeka, Grand Hotel Preanger, Villa Isola, Gedung Bosscha Observatory, Masjid Raya Cipaganti, Gereja Santo Petrus Katedral, Gereja Bethel, Gedung Makodiklat TNI AD, Bangunan Utama Kodam III / Siliwangi dan LP Sukamiskin. "Schoemaker adalah tokoh penting pada sejumlah bangunan tua di Kota Kembang", tulis Kompas.
Banyubiru, Ambarawa — Jateng merupakan tanah kelahiran Prof. Ir. CP Wolff Schoemaker. Dia mempelajari seni bangunan di Akademi Militer di Belanda. Sepulang dari Belanda ke Indonesia, ia sempat dinas militer, lalu mengajar di TH. Ir. Soekarno, proklamator dan Presiden pertama RI, adalah salah satu muridnya. Hubungan diantara keduanya berkembang sangat akrab, seperti diungkapkan dalam buku Soekarno; Biografi 1901-1950 tulisan Lambert Giebels (2001).
Untuk itu, tak berlebihan kiranya sosok Charles Proper Wolff Schoemaker kembali harus kita kenang sebagai salah satu tokoh yang terlibat secara tidak langsung dalam perjalanan sejarah kelistrikan di Jawa Barat dan Banten, lantaran dengan sentuhan tangan dan olah pikirannyalah, para karyawan PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten bisa menikmati nyamannya berkantor di Gedung BSB yang megah dan mempunyai nilai sejarah.
Kenyamanan yang tidak terasakan oleh perancangnya sendiri. Pasalnya, peristirahatan terakhir Schoemaker di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kristen Pandu Blok CB Kelas I No. 1089, nyaris tergusur hanya karena tidak membayar retribusi sebesar Rp. 180.000,00 yang telah tertunggak selama sembilan tahun. Wow !